Tugas softskill
yang ke-3 ini membahas tentang bedah website usaha online yang berawal dari
usaha rumahan. Website yang dibedah ini merupakan usaha makanan rendang.
Rendang yang merupakan makanan kering khas Sumatera Barat banyak disukai. Bagaimana
tidak, negeri jiran seperti Malaysia pun tak segan ingin mematenkan masakan
ini. Tak heran, jika potensi bisnis rendang terbuka lebar. Peluang inilah yang ditangkap oleh Firsty Indah Rahayu. Melalui tangan
Tety, demikian ia kerap disapa, bahan makanan seperti daging sapi, paru sapi
dan telur disulap menjadi rendang kering yang praktis siap santap kapan saja. Tety mengemas produknya dengan nama Rendang Datuk. Konon, Tety,
menamai produknya dengan nama tersebut agar gampang diingat para pembelinya. Rendang yang diproduksi adalah rendang kering yang siap disantap
oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Produk ini bisa dijadikan sebagai
oleh-oleh ataupun bekal bepergian baik dalam negeri maupun luar negeri serta
sangat cocok sebagai bekal makanan bagi yang akan menunaikan ibadah Haji
atau Umroh.
Rendang Datuk adalah jenis usaha penganan kering yang mencoba merambah
dunia online sebagai salah satu layanan bisnisnya. Dijalankannya bisnis online
ini didasari pertimbangan banyaknya pelanggan yang berasal dari luar daerah
seperti : Yogyakarta, Solo, Semarang, Surabaya, Sidoarjo, Madiun, Bali,
Palembang, Padang, Pekanbaru, Batam, Makasar, Bontang, dll. Dengan sistem
online ini harapkan pelanggan mendapatkan informasi produk yang akurat dan lebih
mudah untuk memesan dan membeli.
Rendang ini adalah rendang kering dan
crispy dimana sudah tidak berminyak (basah) namun tidak mengurangi rasa khas
rendangnya. Produk ini dibungkus dengan plastik tebal dan dikemas dalam tabung
mika dengan tujuan agar rendang tetap renyah, bersih dan higienis.
Keunggulan Produk :
- Halal dan Higienis.
- Tanpa Bahan Pengawet.
- Rasanya yang gurih, nikmat dan bergizi.
- Siap saji dan mutu terjamin.
- Dapat dikonsumsi segala usia.
- Masa kadaluarsa 3 bulan.
Selain produk diatas website ini juga melayani pesanan masakan padang
lainnya, seperti Dendeng Balado, Rendang Daging, Rendang Paru Basah, dll.
Bisnis rendang
Tety cukup laris manis. Pasalnya, kelezatan masakan khas Minang ini memang
sudah terkenal sampai mancanegara. Apalagi bila dipasarkan dalam tabung mika.
Sehingga terlihat praktis, bersih dan higienis. Jangan heran jika dalam sebulan
Tety mampu meraup omzet rata-rata sampai Rp 15 juta.
Awalnya, Tety
merupakan pegawai swasta. Namun, tiga tahun lalu hidupnya berubah semenjak
menikah dengan suaminya yang asli Payakumbuh, Sumatera Barat.
Waktu itu, Tety terjun langsung membantu usaha katering perkawinan milik
mertuanya, Nany Saidi. Tak lama berselang, Tety dan Nany mendirikan usaha rumah
makan.
Lama kelamaan,
timbul ide Tety untuk fokus di satu jenis makanan yang paling disukai oleh
pembeli di rumah makan tersebut, yakni rendang. Praktis, semenjak terjun di
bisnis rendang kering, rumah makan Tety ditutup. Dan untuk menghemat biaya
operasional, Tety menggunakan toko online dan ajang pameran sebagai media
pemasarannya. Dulunya produk ini hanya
dipasarkan ke teman-teman terdekat. Tapi gara-gara pameran Inacraft di Jakarta,
pesanan rendangnya membeludak.
Setiap hari, Tety
harus berburu sekitar 20 kilogram (kg) daging sapi, 15 kg paru sapi, dan 1.000
butir telur di pasar. Yang paling sulit adalah mencari bahan baku di pasar.
Bahan-bahan tersebut kemudian diolahnya menjadi rendang di pabrik mungilnya di
daerah Cipete.
Keunikan masakan
rendang Tety adalah tingkat kekeringannya yang tinggi. Sehingga tidak
mengandung banyak minyak seperti layaknya rendang basah. Walaupun kering, akan
tetapi rasa khas rendang tetap ada. Yaitu paduan rasa gurih dan pedas dengan
aroma yang menggoda. Produk ini tahan sampai tiga bulan lamanya tanpa bahan
pengawet apa pun.
Permintaan akan
rendang daging suwir lebih tinggi dari rendang paru dan telur. Karena,
masyarakat umum lebih mengenal rendang daging. Pada hari-hari biasa, Tety bisa
menjual sekitar 30 toples rendang. Sementara pada saat bulan puasa atau musim
haji, permintaan akan rendang keringnya meningkat sampai 100 toples. Untuk acara
musiman tersebut, omzetnya sebulan bisa melonjak sampai Rp 40 juta.
Produk Rendang
Datuk ala Tety tersedia dalam kemasan tabung mika per 250 gram. Harganya, untuk
satu toples rendang suwir Rp 70.000. Sementara untuk setoples rendang paru Rp
65.000 dan untuk setoples rendang telor Rp 35.000. "Dari harga tersebut,
saya mematok margin 20%," lanjut Tety.
Untuk memesan
produk Tety secara online, terdapat minimal order Rp 150.000 untuk wilayah
Jakarta. Sementara untuk daerah luar Jakarta, minimal order Rp 250.000. Tak
hanya itu, Tety juga masih sanggup melayani pemesanan online aneka masakan khas
Sumatera Barat. Seperti dendeng balado, rendang daging, rendang paru basah, dan
sebagainya. Karena tidak ready stock, pemesanan minimal sehari sebelumnya.
Rendang datuk ini juga sudah cukup dikenal dan sudah banyak diliputi
media antara lain : tabloid nova, kompas, Majalah
Wirausaha & Keuangan, Tabloid Saji, Tabloid Peluang Usaha dan Trans TV.
Produk rendang
Datuk Tety boleh jadi terkenal sampai luar negeri. Misalkan saja untuk bekal
para calon haji ke tanah suci. Bahkan sampai ke China. Sayangnya, Tety mengaku
terkendala untuk melakukan ekspor produknya keluar negeri. Masalah administrasi
masih menjadi kendala utama.
Sebagai salah satu ukm Rendang datuk pun sekarang sudah merambah ke
dunia online, dengan harapan pelanggan mendapatkan informasi produk yang
akurat dan lebih mudah untuk memesan dan membeli. Tety sadar betul bahwa
dunia online sangat membantu dan meningkatkan pemasaran dari produknya.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar