aaa

Berusaha yang TERBAIK

Minggu, 13 November 2011

Desain Pemodelan Grafik 2nd Part1

Desain Grafis dengan Kebudayaan
                Sebelum membahas hubungan / pengaruh yang terjadi antara desain grafis dengan kebudayaan, terlebih dahulu memahami definisi dan seluk beluk dari desain grafis dan kebudayaan itu sendiri. Desain merupakan rancangan atau proses pengaturan sebelum membuat sesuatu. Sedangkan Grafis merupakan kombinasi gambar, angka, kata, dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran dari seseorang untuk merangkai atau menghubungkan elemen – elemen yang ada tersebut. Jadi Desain Grafis adalah bentuk komunikasi visual berupa gambar yang memiliki makna tertentu untuk menyampaikan informasi. Desain Grafis juga memiliki keterkaitan dengan Komputer, Budaya, Kesenian, Musik, dll.
                Definisi Untuk Budaya atau Kebudayaan adalah pengetahuan yang berhubungan dengan ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia dan didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan - kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat sehingga dalam kehidupan sehari - hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan Kebudayaan merupakan seluruh benda yang di buat oleh manusia berdasarkan akal pikiran dari manusia tersebut dan direalisasikan dengan bentuk atau wujud berupa benda, pola - pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain - lain dengan tujuan untuk membantu manusia itu sendiri.
                Ruang Lingkup untuk desain grafis sangat luas, oleh karena itu desain grafis dipelajari dalam konteks tata letak dan komposisi keruangan. Ruang kerja kreatif desain grafis meliputi stationary kit atau sales kit, desain kartu nama, kop surat, amplop, map, bolpoint. Profil usaha, manual report, corporate identity yang terdiri logo dan trade mark beserta dengan aplikasi penerapannya. Desain grafis dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu :
®     Desain Grafis Lingkungan yang berupa sign system, misalkan : papan petunjuk arah, papan nama.
®     Desain Grafis Lingkungan yang berupa infografis, contohnya : chart, diagram, statistik, denah, dan peta lokasi.
®     Desain grafis industri, contohnya : sistem informasi pada jasa dan produk industri; desain label, etiket, dan kemasan produk; desain beragam produk percetakan dari mulai prepress sampai hasil cetakan akhir; perencanaan dan perancangan pameran produk dan jasa industry; grafis arsitektur beserta produk sign system; desain perwajahan buku, koran, tabloid, majalah, dan jurnal; desain sampul kaset, dan cover CD; desain kalender, desain grafis pada kaos oblong, desain kartu pos, perangko, dan mata uang; desain stiker, pin, cocard, id card, desain undangan, desain tiket dan karcis, desain sertifikat, dan ijasah; serta desain huruf, tipografi, Ilustrasi dan komik.
                Sejatinya, desain grafis erat kaitannya dengan proses cetak. Melalui media cetakan ini, desain grafis berfungsi sebagai jembatan penghubung antara para pihak yang berkepentingan di dalam dunia bisnis dan hal-hal yang berkaitan dengan media komunikasi.
                Akhir – akhir ini, desain grafis diyakini sebagai sebuah karya seni rupa yang padat teknologi, mempunyai dampak sangat komprehensif kepada masyarakat sebagai khalayak sasaran. Mengapa? Karena keberadaannya mampu menginformasikan produk baru kepada audiens. Ia mempunyai karisma kepada konsumen untuk diajak membeli dan menggunakan barang dan jasa yang ditawarkan kepadanya. Ia juga piawai merangsang khalayak untuk berpikir perihal sesuatu yang selama ini tidak pernah terpikirkan olehnya. Dengan demikian, ketika kita mengenal dan menggeluti desain grafis, maka kita seolah-olah menjadi malaikat pewarta kabar gembira kepada segenap manusia dalam bentuk komunikasi visual yang mencakup segala bidang kehidupan manusia, baik dengan target komersial maupun tujuan sosial. Oleh karena itu, mitos desain grafis dan orang yang menggeluti profesi itu tidak lagi semata-mata hanya seseorang yang jagoan ”menyetir” komputer grafis dengan segala program-programnya dan piawai membuat berbagai ilustrasi menggunakan rapido, pensil warna, cat poster, dan airbrush. Tetapi, yang lebih hakiki, ia seorang perancang, pencetus dan penemu ide pertama.
                Berhubungan dengan itu, Victor Papanek dalam risalahnya berjudul “Design for The Real World” mengartikan peran desain beserta desainernya diharapkan menjadi pionir dalam mengatasi perubahan dan pembaruan.
                Menelusuri lebih mendalam, Papanek memilih dan memilah peran desainer menjadi dua kategori, yaitu :
1.       Kelompok pertama, keberadaan desainer (grafis) harus membantu mendorong perubahan dari persaingan nasional menuju arah komunikasi global.
2.       Kelompok Kedua, ia harus tetap memelihara jati diri kebudayaan yang berbeda. Artinya, peran desainer (grafis) diposisikan sebagai penerjemah antara ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam proporsi yang sehat, fleksibel dan seimbang.
                Jadi intinya, desain adalah salah satu manifestasi kebudayaan yang berwujud produk dari nilai-nilai yang berlaku pada kurun waktu tertentu. Sebagai produk kebudayaan, ia terkait dengan sistem ekonomi dan sosial. Di samping itu, desain bersahabat dengan sistem nilai yang sifatnya abstrak dan spiritual.
                Jadi jika desain sangat akrab dengan kehidupan manusia, itu merupakan suatu kenyataan yang universal. Kegiatannya selalu mendampingi manusia, selama manusia bergaul dengan alat atau perabotan dan juga kebutuhan sehari-hari. Keberadaannya jelas tidak bisa dipisahkan dengan sejarah manusia, karena desain adalah satu upaya manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
                Dengan demikian, desain modern merupakan keseluruhan proses pemikiran yang akan membentuk sesuatu, dengan menggabungkan fakta, konstruksi, fungsi, dan estetika. Desain adalah suatu konsep untuk memecahkan fenomena bentuk, bahan, teknik, rupa, pemakaian dan fungsi guna yang dinyatakan dalam bentuk dan gambar. Semuanya itu diabdikan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sebagai suatu kegiatan yang menyangkut alam pikiran dan perbuatan manusia untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan ketika berhadapan dengan lingkungannya, menjadikannya sangat erat berhubungan dengan kebudayaan. Yakni kebudayaan yang benar-benar dihayati, bukan kebudayaan dalam arti sekumpulan sisa bentuk, warna dan gerak dari masa lampau dan yang pada masa kini dikagumi sebagai benda asing terlepas dari diri manusia sendiri yang mengamatinya.
                Persahabatan antara desain dengan manusia terletak pada tahapan mengangkat harkat dan martabat manusia menjadi satu dimensi yang lebih tinggi. Desain dalam pengertian modern adalah desain yang dihasilkan melalui metode berpikir. Berlandaskan pada ilmu pengetahuan, bersifat rasional dan pragmatis. Ia lahir karena ilmu pengetahuan modern telah memungkinkan timbulnya industrialisasi. Sifatnya tidak bisa dilepaskan dari dua gejala yang saling berkait sebagai konsekuensi industrialisasi. Semuanya adalah produk massa dan konsumsi massa sebagai hasil industrialisasi.
                Bila dilihat dari hakikatnya, menurut Widagdo (l993), desain pra-industrialisasi dan sesudahnya mempunyai pengertian yang sama. Dalam konteks ini, desain adalah aktivitas upaya manusia dalam memecahkan masalah yang dihadapinya sehari-hari. Hanya saja dalam desain modern terlibat faktor-faktor penentu baru yang belum ada sebelumnya. Dalam perjalanan sejarah, unsur-unsur tersebut selalu berubah dan bertambah seiring dengan berkembangnya kebutuhan, daya pikir, teknologi, tingkat pendidikan, dan kebiasaan-kebiasaan sosial. Dengan kalimat lain, desain selalu mengekspresikan semangat zamannya.
Dilihat dari segi religi, hubungan desain grafis dengan kebudayaan di Indonesia sangat banyak meliputi peninggalan-peninggalan bersejarah yang berada di Indonesia salah satunya adalah candi Borobudur yang termasuk 7 keajaiban dunia. Candi Borobudur dibangun pada abad 824 M. Peninggalan bersejarah ini memiliki berbagai motif relief yang setiap reliefnya mengandung makna dan cerita tersendiri.
 

                Sedangkan dari segi Peralatan Hidup, hubungan desain grafis dengan kebudayaan di Indonesia sangat banyak, seperti yang kita banyak lihat peralatan yang membantu aktifitas sehari-hari di rumah yaitu jika kita ingin makan dan minum maka kita membutuhkan piring, sendok, dan gelas.


Untuk pemisalan dari segi seni, hubungan Desain grafis dengan kebudayaan di Indonesia terdapat dalam dunia pewayangan, seperti Wayang Kulit. Wayang kulit sebenarnya sudah lama ada di Indonesia terutama di Jawa. Wayang kulit sebenarnya adalah cerita narasi yang terkandung makna dengan wayang sebagai objek ceritanya.
@ Created by Maryam Dwi Sulistyani 54409759 Kelas 3ia03 Universitas Gunadarma
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar