aaa

Berusaha yang TERBAIK

Sabtu, 08 Januari 2011

Distro LINUX

DEBIAN


Sebelum memutuskan untuk memilih distro berbasis Debian GNU/Linux, sebaiknya memahami beberapa hal berikut ini. Pertama-tama, distro ini dikembangkan oleh sebuah komunitas (developer) yang sangat tidak berkeberatan "berbagi" apa pun yang mereka miliki: paket program, pengetahuan, tips, suka-duka, dst. Mereka pun akan sangat bergembira jika distro ini bermanfaat dan memuaskan anda! Namun, mereka sangat-sangat berkeberatan diganggu dengan "saran" mau pun "tuntutan" perihal bagaimana seharusnya mengembangkan distro ini! Janganlah menggurui mereka dengan istilah-istilah seperti "market share", "user friendly", "branding". Mereka tidak akan perduli...

Prinsip "sekali install, selanjutnya tinggal update" berakibat sistem Debian jarang sekali diinstall ulang. Dengan sendirinya, program "install" distro Debian kurang berkembang sehingga sangat kurang bersahabat. Ini dapat membuat frustrasi, terutama para pemula yang mencoba menginstall Debian untuk pertama kalinya. Hingga rilis 3.0, distro ini tidak dapat mendeteksi perangkat keras. Pada saat menginstall, mesti memahami jenis perangkat keras yang digunakan, seperti jenis Video Card atau Network Card. Akibatnya, sering muncul keluhan pada saat menginstall X11 atau pun Internet. Janganlah mengeluh bahwa masalah ini tidak ditemukan pada distro "A" atau distro "B". Para pengembang Debian akan menyarankan anda untuk memilih distro lain saja! 

Paket Debian dikenal super-stabil yang artinya bukan merupakan paket "state of the art". Para pengembang sangat konservatif dalam penentuan upgrade revisi perangkat lunak tersebut. Jika anda ingin selalu menggunakan revisi-revisi terakhir dari perangkat lunak, distro Debian "stable" jelas bukanlah pilihan yang tepat! Terdapat sekurangnya dua konsekuensi dari kebijaksanaan ini. Pertama, paket-paket Debian sudah sangat stabil sehingga tidak perlu ada rutinitas kompail ulang. Jika anda termasuk yang percaya "bikinan sendiri lebih baik", sistem Debian mungkin tidak cocok untuk anda! Kedua, terdapat kemungkinan bahwa distro ini belum mendukung driver perangkat keras yang mutakhir. 

Sistem pemeliharaan Debian sebaiknya didukung oleh sebuah repositori paket. Ukuran repositori ini cukup besar, yaitu sekitar 40-60 Gbytes. Lihat juga repostitori http://kambing.vlsm.org/debian-all/. Namun, hal ini dapat diatasi oleh distro varian Debian seperti De2 (DeDe) dan DeAl (Debian Alternatif). Kedua distro tersebut memiliki ukuran repositori pake dibawah 700 MB!

Terakhir, siklus pengembangan distro sangat konservatif alias lambat. Para pengebang tidak mengenal istilah "dead line" sehingga jangka waktu antar rilis dapat bertahun-tahun. Hal ini juga mengakibatkan paket-paket Debian menjadi sangat tertinggal revisinya.
Jangan Memilih Debian
● Installer kurang (belum) berkembang
● Sulit dikonfigurasi pada saat install pertama kali
        – harus faham perangkat keras (non autodetect)
        – keluhan umum: setting X11(Video)
● Perlu Repositori Besar (40 - 60 G Bytes)
       – jangan meracik sendiri (kompail ulang)
● Perioda Rilis Yang Konservatif
       – paket ''super-stabil'' bukan ''bleeding edge''
       – masalah perangkat keras mutakhir

Mengapa menggunakan Debian Linux?
Alasan utamanya ialah, sistem pemeliharaan paket berbasis program "APT" yang canggih! Sekali terinstall dengan betul, pemeliharaan sistem (update) dapat ditangani dengan campur tangan sisadmin yang sangat minim. Jadi, sisadmin akan memiliki banyak waktu luang untuk mengerjakan hal lain dari pada mengerjakan rutinitas yang membosankan! 

Hal tersebut di atas, akan terasa lebih nyaman jika memelihara puluhan bahkan ratusan sistem sekaligus dengan campur tangan sisa admin seminim mungkin, proses pemeliharaan tersebut cukup berlangsung beberapa menit!

Pada perkembangan dan posisinya yang sangat bagus dalam beberapa integrasi manajemen paket serta memiliki akses yang luas ke banyak aplikasi perangkat lunak bebas. Sebagai hasilnya, Debian telah berkembang menjadi salah satu distro GNU/Linux yang handal.Alasan mengapa digunakan Debian Linux menurut (Azikin: 2004) adalah:
a. Free Software, artinya dapat mengambil/ menyalin source program GNU/ Linux tanpa dikenai biaya dan dapat memperbanyak, memodifikasi serta menyebarluaskan secara bebas
b. Open Source, artinya semua listing program dari source code sistem operasi tersebut dapat dilihat dan dimodifikasi tanpa adanya larangan dari siapapun
c. Kestabilan program yang telah teruji, sistem tidak mudah mengalami hang, walaupun telah menjalankan program secara terus menerus dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu lebih dari satu bulan, dengan tanpa harus melakukan restart.
d. Debian GNU/ Linux merupakan sistem operasi cross platform yang dapat dijalankan pada hampir semua jenis / tipe komputer yang ada saat ini.

Debian Linux mendukung hampir semua jenis/ tipe komputer, yaitu mulai generasi processor sekelas intel 80386, 80486, sampai Pentium dengan berbagai klasnya. Sedangkan kapasitas hardisk yang dibutuhkan untuk menginstalasi Debian Linux pada server minimal 1,6 GB dan untuk client atau workstation membutuhkan space minimal 600 MB.

Distro Debian "stable" terkenal sangat stabil, sehingga sistem hanya di-reboot setelah mengganti kernel, mati listrik, atau pergantian perangkat keras. Bandingkan dengan sistem operasi "You-Know-What" yang harus direboot setiap kali meng-upgrade driver. 

Terdapat beberapa hal lainnya yang mungkin dapat dikatakan sebagai keunggulan. Pertama, jumlah paket yang ada hampir mencapat 10000. Komunitas ini sangat terbuka untuk untuk siapa saja yang berminat memelihara paket debian. Perlu dicatat, bahwa tidak semua paket tersebut dipelihara dengan baik. Selain itu, paket sewaktu-waktu dapat dihapus pada rilis berikut; jika tidak ada yang bersedia untuk memeliharanya. Kedua, distro ini tidak hanya mendukung arsitektur i386, namun juga Alpha, ARM, HP PA-RISC, Intel IA-64, Motorola 68k, MIPS, MIPSEL, PowerPC, IBM S/390, dan Sparc. Terakhir, selain kernel Linux, distro Debian juga mendukung kernel lain seperi FreeBSD, HURD, dst. 

Akibat kelebihan tersebut diatas ini, banyak yang mengembangkan distro varian berbasis distro Debian ini, seperti:
Knoppix -- distro ini dapat dioperasikan langsung dari CDROM tanpa penginstallan. Kita juga dapat melakukan "remastering" isi CDROM dengan paket-paket tambahan yang sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan masing-masing pengembang master.
Lindows -- merupakan plesetan dari "Linux Windows" yang menggabungkan kestabilan Linux dan kemudahan Windows.
Xandros -- Seperti halnya Lindows di atas, distro ini lebih mudah diinstall. Distro ini merupakan penerus dari "Corel".
De2 -- DeDe merupakan sebuah distro yang dikembangkan di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Setidaknya ada dua yang perlu dicatat pada distro ini. Pertama, distro ini berukuran kompak yaitu satu CDROM saja. Kedua, distro ini secara konsisten telah terbit sekurangnya empat kali dalam satu bulan (biasanya setiap hari Jumat). Terakhir, distro ini hanya dipelihara oleh satu orang. Distro ini sebetulnya hanya merupakan sebuah prototipe yang harus dikembangkan lebih lanjut. DeAl -- Debian Alternatif merupakan pengembangan lanjut dari De2.
Mengapa Debian?
● mudah dipelihara
● sangat stabil
● banyak pilihan
– paket (10000)
– kernel (linux, bsd, hurd)
– arsitektur (i386, sparc, 68k, mips)
● jarang down kecuali:
– kerusakan perangkat keras
– update kernel
– mati listrik

Varian Debian
● Knoppix - Live CDROM
● User Friendly: Lindows, Xandros
● De2 - DeDe (Debian Depok)
– diupdate setiap minggu (sejak 2002)
– cukup satu CDROM
● DeAl - Debian Alternatif
– kelanjutan dari DeAl

Tidak ada komentar:

Posting Komentar